sUuEUHZDAnQE3BQEVuLEQxdQyEWaSh1hwhgC75Ld

Peran Stres Pada Serangan Asma


http://1st-obat-herbal.blogspot.com/2014/02/peran-stres-pada-serangan-asma.html

Peran Stres Pada Serangan Asma

Asma dapat dipengaruhi oleh stres, kesedihan,kecemasan, seperti halnya pengaruh zat-zat alergen atau iritan, infeksi dan olah raga. Stres muncul ketika tuntutan dari lingkungan melebihi kemampuan adaptasi individu atau Stres adalah reaksi tubuh yang tidak spesifik karena ada kebutuhan tubuh yang terganggu. Pertimbangan terbaru dalam bidang Psikoneuroimunologi (PNI) menghubungkan antara stres psikososial dengan  sistem saraf pusat berpengaruh pada  perubahan fungsi endokrin dan imun yang secara biologi diduga memicu penyakit asma.

Sistem imun tubuh terdiri dari sistem imun alamiah (non spesifik) dan didapat (spesifik). Secara biologi bagaimana stres berpengaruh pada respons imun saat serangan asma meliputi aksis sympathetic-adrenal medullary (SAM), aksis Hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) dan lengan dari sistem saraf otonom yaitu parasympathetic nervous system (PNS) dan sympathetic nervous system (SNS). Epinefrin dan norepinefrin mempunyai efek pada sel natural killer (NK) dan penurunan regulasi interferon (IFN), hal tersebut dipahami sebagai deviasi imun kearah T-helper (Th)-2. Pergeseran Th-1 ke Th-2 selama stres penting pada asma karena dapat menaikkan respons humoral terhadap alergen yang memudahkan inflamasi dan obstruksi jalan napas.

Penelitian terbaru menunjukan bahwa respons emosional yang negatif mengganggu pengaturan sistem HPA. Perubahan di dalam irama sirkadian kortisol juga ditemukan diantara orang-orang yang mengalami stres. Stres kronik akan menyebabkan hiporesponsif aksis HPA ditunjukan dengan  menurunnya  sekresi kortisol dan meningkatnya sekresi sitokin inflamasi yang diatur lawan oleh kortisol. Kortisol berdampak menghambat pada sistem imun. Stres yang menyebabkan perubahan aktivitas HPA dapat memperburuk perilaku asma terhadap resistensi glukokortikoid. Paparan terhadap kortisol dengan dosis tinggi dapat menyimpangkan sistem imun ke arah respons berlebihan Th-2 sitokin.

Kondisi stres dapat mengakibatkan aktifnya SNS. Stimulasi SNS menghasilkan pelepasan sistemik epinefrin dan norepinefrin. Reseptor adrenergik yang berada pada sel B dan T, reseptor tersebut dapat mengatur bentuk respons humoral yang mempunyai peran  dalam asma meliputi pelepasan interleukin (IL)-4, IL-5 dan IL-13 mengikuti paparan alergen, pelepasan histamin karena aktivasi sel mast, peranan eosinofil di jalan napas. Aktivasi PNS akan memicu pelepasan neurotransmiter asetilkolin yang menyebabkan bronkokonstriksi dan sekresi mukus.

Dalam pengaruhi proses inflamasi di saluran napas, stresor harus dilihat sebagai hal yang mengancam dan tidak ditangani. Setelah waktu yang panjang paparan hormon stres, reseptor terhadap zat tersebut akan menurunkan regulasinya, menyebabkan penurunan regulasi respons inflamasi terhadap paparan asma, keadaan ini bermanifestasi terhadap produksi berlebihan Th-2 sitokin dan perekrutan eosinofil, dimana kedua hal tersebut dipahami sebagai penyebab peningkatan gejala asma.

Untuk menanggulangi kambuhnya penyakit asma maka anda harus menghidari stress. Jika metode yang Anda lakukan tidak efektif menangani stress maka sudah saatnya menggunakan metode lain. Ada banyak cara yang benar untuk mengelola dan mengelola stress, tetapi semuanya membutuhkan keberanian untuk berubah. Jadi, bagaimana cara mengatasi stress?
  1. Belajar mengatakan “Tidak”. Kenali batas kemampuan Anda dalam kehidupan pribadi atau pekerjaan, berani menolak untuk menerima tanggung jawab tambahan yang tidak bisa diselesaikan
  2. Hindari orang-orang yang membuat Anda stress. Jika selalu menyebabkan stress dan Anda tidak bisa memperbaiki hubungan tersebut, sebaiknya hindari atau akhiri sama sekali
  3. Kendalikan lingkungan. Jika berita di TV membuat Anda tidak nyaman, matikan saja TV. Bila lalu lintas membuat stres, ganti jalan lain.
  4. Menganalisis jadwal. Cermati kembali jadwal Anda, tanggung jawab dan tugas. Bedakan antara “harus” dan “wajib”. Tinggalkan yang tidak penting.
  5. Ekspresikan perasaan Anda. Komunikai, terbuka dan saling mengerti. Suarakan perasaan Anda dan jangan pernah menyimpan dendam.


Related Posts

Related Posts

Posting Komentar