sUuEUHZDAnQE3BQEVuLEQxdQyEWaSh1hwhgC75Ld

Hubungan Stres dan Diabetes

Stres adalah reaksi tubuh yang tidak spesifik karena ada kebutuhan tubuh yang terganggu.merupakan kejadian umum yang dialami setiap manusia dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari. Stress dapat memberi dampak secara totalterhadap individu yang meliputi spiritual, fisik, intelektual, psikologis, sosial, serta dapat mengancam keseimbangan fisiologis. Stres emosi dapat memunculkan perasaan negatif atau destruktif terhadap diri sendiri dan orang lain, stres intelektual akan mempengaruhi persepsi dan kemampuan seseorang dalam mengolah dan mencari solusi untuk permasalahan, dan stres sosial akan memengaruhi hubungan dengan lingkungan kehidupannya.

Diabetes Mellitus memiliki hubungan yang sangat erat dengan stres. Vranic et al. (2000) menyebutkan stres pada penderita diabetes mellitus dapat mengakibatkan gangguan pada pengontrolan kadar gula darah yang dilakukan oleh hormon dan pada keadaan stress akan terjadi peningkatan ekskresi hormon katekolamin, gkukagon, glukokortikoid, β-endorfin, dan hormon pertumbuhan. Sukmaningrum (2001) menyatakan bahwa penyakit DM dapat menimbulkan permasalahan bagi diri seseorang baik permasalahan psikologis maupun fisik.

Secara psikologis, ketika mereka mengetahui terdiagnosa penyakit diabetes mellitus, akan timbul kekhawatiran dalam dirinya terhadap apa yang akan mereka alami di hari yang akan datang. Timbulnya rasa khawatir inilah yang pada akhirnya dapat menimbulkan depresi yang dapat memicu munculnya gangguan psikologis dan akhirnya membawa dampak buruk bagi penyakit diabetesnya.

Secara fisik, seseorang dinyatakan menderita penyakit diabetes mellitus bila memiliki gejala berikut:

  1. Sering buang air kecil (poliuria) : Bertambah tingginya kadar gula dalam darah akan semakin banyak juga gula yang di keluarkan dalam urin sehingga jumlah produksi urin meningkat
  2. Banyak minum air (Polidipsia) : seringnya buang air kecil mengakibatkan banyak terbuangnya air dalam tubuh sehingga sel mengalami dehidrasi dan menyebabkan penderita merasa haus.
  3. Banyak makan (Polifagia) :sel tubuh pada penderita diabetes tidak dapat memanfaatkan glukosa secara maksimal sehingga glukosa hanya dibuang dalam bentuk urin. Hal ini menyebabkan tubuh kekurangan energi sehingga nafsu makan meningkat secara signifikan
  4. Penurunan berat badan : Meskipun nafsu makan dan asupan makanan penderita diabetes wajar, atau bahkan meningkat, tetapi berat badan menurun karena glukosa tidak bisa diubah dalam bentuk glikogen sehingga tidak tersimpan dalam otot.
  5. Lesu/tidak bertenaga : glukosa penderita diabetes tidak bisa sepenuhnya dioksidasi sehingga tubuh terasa lesu dan tidak bertenaga.
  6. Penurunan penglihatan : penderita diabetes umumnya di awal pengobatan mengeluhkan penglihatan yang menurun atau kabur. Akan tetapi begitu kadar gula darah terkontrol dengan baik, penglihatan akan kembali normal.
Related Posts

Related Posts

Posting Komentar